Museum of West Nusa Tenggara , Mataram
As the capital of the province of West Nusa Tenggara , Mataram became the seat of government and center of economic activities for the people of NTB . No wonder that here there are already many government buildings related to governmental activities for the region . Like Jakarta , Mataram became the central gathering historical relics of the past are closely related to the development of the province of West Nusa Tenggara which are all collected in a museum .
Mataram has a museum that is used as a symbol of the journey of life and part of the development of NTB to be like this , which is called the Museum of West Nusa Tenggara . The museum was founded in 1976 and inaugurated 6 years later after experiencing a gradual development . The museum is located at Jalan Panji Tilar Mataram City State 6 with the architectural style of the building following the Sasak traditional house on bagin roof .
The State Museum of NTB contains collections of historical heritage objects traveling NTB and its people as statues , weapons , papyrus , ceramic , etc. are all recorded here . Atmosphere and the collection of the State Museum NTB is almost similar to the National Museum ( Museum Gajah ) in Jakarta , here 's just a really complete collection focus related to NTB . If in some instances right National Museum collection from all over Indonesia , so it is not as complete as in the Museum District if the NTB NTB affairs special collections area .
A museum of the fence we have presented the legacy of cannon and anchors the rest of the arrival of the Dutch . Entering the museum we can see the dolls dressed in traditional Sasak , Mbojo , and Samawa which is part of the culture of the province, and around it there are a few tools of life -style ancient civilizations such as their kitchen utensils , farming , fishing , and others .
However, these tools did not sepurba it so much that today can be found in the market even though they had been modified . It may happen because of possible civilizations that took place in NTB is still considered young so people have started to enter the modern era when switching to the NTB .
Another collection that is here is the historical record of the Lombok script inscribed on palm leaves . Posts that there is nothing arabic letters , Kawi , pokoknyakita can not understand what is written . Information that there is not too full on description of the contents of the writing , which is clear there is no one who tells the Sasak people of Lombok original . Ethnographic collections like this usually attracts the attention of visitors who want to do research , it seems that regular visitors just pass away because tidka too curious about the content of the text can not be read and understood it .
Go to the we can see the collection of ceramics that many come from China , which is a legacy and also a grant from merchants from mainland China which expands to Indonesia in almost the entire territory , including the NTB . Ceramics is in the museum has a hefty amount because there are a lot of new new collection of ceramics getting buried in the seabed thought to be of Chinese merchants who dropped his luggage due to excess load on the ship at that time . In addition the museum also see the arrival of a collection of various kinds of shells found in the NTB .
For the weapons , the museum is shown in various models dagger commonly used as a complement to traditional ceremonies . Keris is a weapon known as a typical Java , but due to the development of land to the Hindu kingdom of Bali and Lombok whose teachings derived from the Hindu kingdom of Java , then as part of a ceremonial dagger , too, experienced asimiliasi and acculturation in Lombok which is still widely used as a complementary ceremony .
There is also here a history of the history of the Kingdom of Bima , NTB Islamic empire . Some relics of the sultan ( king ) such as belts greatness , the royal seal , the papers include historical documents exist containing sultan agreement with the Netherlands that contains it holds that the sovereign power in the Milky full but still have to be responsible position in the Indian government in Batavia . Used to mean the Milky royal diplomatic path with the Netherlands as one strategy to avoid harming people's war .
In total the museum has a collection of about 7000 's are divided into several categories such as geology , ethnography , numimastik , archeology , ceramics , and others . To see the collection of the State Museum NTB visitors charged a ticket price of 1000 rupees to 500 rupees for adults and children . Harag admission at the museum is very cheap when in it is a historical collection of infinite value . Like most museums in Indonesia , the museum is closed on Mondays and National Holidays other .
The museum is open from 8 o'clock to 2 o'clock on Sunday , Tuesday-Thursday , and opens at 8-11 on Friday and Saturday open until half past 1 . Usually crowded visitors will come on holidays that the majority of a child's school - child .
booking info lombok prima wisata tours & travel packages:
COSTUMER SERVICE (CS) :
1. STEFEN : (+62
)082331611258
2. TIAN : (+62 )081907766663
3. KRISHNA : (+62)085333224001
4.
PIUS
BAHARI : (+62)081237330676
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Mataram
Sebagai ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram menjadi pusat pemerintahan dan pusat kegiatan perekonomian bagi masyarakat NTB. Tak heran bila di sini sudah banyak terdapat gedung-gedung pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan untuk wilayah regional. Layaknya Jakarta, Mataram juga menjadi pusat berkumpulnya peninggalan-peninggalan sejarah masa lampau yang erat kaitannya dengan perkembangan provinsi Nusa Tenggara Barat yang semuanya di kumpulkan di sebuah museum.
Mataram memiliki sebuah museum yang dijadikan sebagai lambang perjalanan hidup dan bagian dari perkembangan provinsi NTB hingga menjadi seperti ini, yang dinamakan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat. Museum ini didirikan pada tahun 1976 dan diresmikan 6 tahun kemudian setelah mengalami pembangunan bertahap. Museum ini terletak di Jalan Panji Tilar Negara No.6 Kota Mataram dengan gaya bangunan mengikuti arsitektur rumah adat sasak pada bagin atapnya.
Museum Negeri NTB ini berisikan koleksi-koleksi benda-benda peninggalan sejarah perjalanan NTB dan masyarakatnya seperti patung, senjata, lontar, keramik, dan lain-lain yang semuanya terekam di sini. Suasana dan koleksi dari Museum Negeri NTB ini hampir mirip dengan Museum Nasional (Museum Gajah) yang ada di Jakarta, hanya saja di sini benar-benar lengkap koleksinya fokus berkaitan dengan NTB. Kalau di Museum Nasional kan beberapa contoh koleksi dari seluruh Indonesia, jadi tidak selengkap di Museum Negeri NTB jika urusan koleksi khusus daerah NTB.
Dari pagar museum saja kita sudah disuguhkan dengan bekas peninggalan meriam dan jangkar sisa dari kedatangan Belanda dahulu. Memasuki museum kita bisa melihat boneka yang berpakaian adat Sasak, Mbojo, dan Samawa yang merupakan bagian budaya dari NTB, dan di sekitarnya ada beberapa peralatan hidup masyarakat ala peradaban zaman dahulu seperti peralatan dapur mereka, bercocok tanam, melaut, dan lain-lain.
Namun memang alat-alat tersebut tidak sepurba itu jadi masih banyak yang saat ini bisa ditemui di pasar walau sudah mengalami modifikasi. Hal itu mungkin terjadi karena mungkin peradaban yang berlangsung di NTB masih dikategorikan muda sehingga manusia sudah mulai memasuki zaman modern ketika berpindah ke daerah NTB.
Koleksi lainnya yang ada di sini adalah sejarah catatan mengenai Lombok yang tertuliskan naskahnya di daun lontar. Tulisan yang ada ada yang huruf arab, kawi, pokoknyakita tidak akan bisa mengerti apa yang dituliskan. Keterangan yang ada juga tidak terlalu lengkap mengenai penjelasan mengenai isi tulisan, yang jelas di sana salah satunya ada yang menceritakan mengenai Sasak, masyarakat asli Lombok. Koleksi etnografi seperti ini biasanya menarik perhatian pengunjung yang ingin melakukan penelitian, kalau pengunjung biasa sepertinya hanya melewatinya begitu saja karena tidka terlalu ingin tahu mengenai isi tulisan yang tidak bisa dibaca dan dimengerti itu.
Lanjut ke dalam kita bisa melihat koleksi keramik-keramik yang banyak berasal dari Cina, yang merupakan peninggalan dan juga hibah dari pedagang-pedagang dari daratan Cina yang mengekspansi Indonesia di hampir seluruh wilayahnya, termasuk NTB. Keramik yang ada di museum ini memiliki jumlah yang lumayan banyak karena ternyata baru mendapatkan koleksi baru keramik yang terpendam di dasar laut yang diduga merupakan dari pedagang-pedagang Cina yang menjatuhkan barang bawaannya karena kelebihan beban pada kapal pada masa itu. Selain itu museum ini juga kedatangan koleksi berbagai macam tampilan kulit kerang yang ditemukan di daerah NTB.
Untuk di bagian senjata, di museum ini diperlihatkan berbagai macam model keris yang biasa digunakan sebagai pelengkap upacara adat. Keris memang diketahui sebagai senjata khas Jawa, namun karena berkembangnya kerajaan Hindu sampai ke tanah Bali dan Lombok yang ajarannya berasal dari Kerajaan Hindu Jawa, maka keris sebagai bagian dari upacara pun ikut mengalami asimiliasi serta akulturasi di Lombok yang sampai saat ini masih banyak digunakan sebagai pelengkap upacara.
Ada juga di sini riwayat perjalanan sejarah dari Kerajaan Bima, kerajaan Islam di NTB. Beberapa benda peninggalan sultan (raja) seperti ikat pinggang kebesarannya, stempel kerajaan, kertas-kertas dokumen sejarah yang antara lain ada berisi perjanjian sultan dengan Belanda yang berisikan bahwa sultan memang memegang penuh kekuasaan di Bima tapi posisinya masih harus bertanggung jawab pada pemerintah Hindia di Batavia. Dahulu berarti kerajaan Bima menempuh jalan diplomatis dengan Belanda sebagai salah satu strateginya agar tidak terjadi peperangan yang merugikan rakyat.
Secara total museum ini memiliki koleksi sekitar 7000-an yang terbagi atas beberapa kategori seperti geologi, etnografi, numimastik, arkeologi, keramik, dan lain-lain. Untuk melihat koleksi Museum Negeri NTB pengunjung dikenakan harga tiket sebesar 1000 rupiah untuk dewasa dan 500 rupiah untuk anak-anak. Harag tiket masuk di museum memang sangat murah padahal di dalamnya merupakan koleksi sejarah yang nilainya tak terhingga. Seperti layaknya museum di seluruh Indonesia, museum ini tutup di hari Senin dan Hari Libur Nasional lainnya.
Museum ini buka dari pukul 8 sampai pukul 2 pada Minggu, Selasa-Kamis, dan buka pada jam 8-11 pada hari Jumat dan pada hari Sabtu buka sampai jam setengah 1. Biasanya pengunjung akan ramai datang pada hari libur sekolah yang mayoritas merupakan anak-anak.
info pemesanan paket wisata lombok prima travel :
COSTUMER SERVICE (CS) :
1. STEFEN : (+62
)082331611258
2. TIAN : (+62 )081907766663
3. KRISHNA : (+62)085333224001
4.
PIUS
BAHARI : (+62)081237330676
Tidak ada komentar:
Posting Komentar